Pagi ini aku akan bercerita tentang kegiatanku membimbing anak-anak belajar tadi malam (baca: les) yang menurtku lucu dan membuatku geli. Tadi malam ada 4 anak yang berangkat les, yaitu: Danang (kelas 1) , Bella (kelas 3), Agan (kelas 4), dan Ega (kelas 4). Jujur sebenarnya cukup riweuh membimbing mereka, karena tingkatan kelas mereka yang berbeda. Danang harus diajari membaca dan menulis (membutuhkan bimbingan belajar secara personal, tidak bisa kalau keadaan sedang banyak orang), sedangkan anak-anak yang lain yang tingkatan kelasnya lebih tinggi harus diberi materi. Duh... sempat pusing ke sana ke mari, tapi aku berusaha se-enjoy mungkin menjalaninya. Ketika aku mengajari Danang membaca, tiba-tiba mereka (Agan, Ega, dan Bella) nyeletuk tentang "pepek`an". Usut punya usut, ternyata Bella dan Ega sering ikut Car Free Day (baca: CFD). Kemudian aku bertanya kepada mereka, apa sebenarnya CFD itu? mereka tidak mengetahuinya, yang mereka tahu adalah di CFD banyak orang yang berjualan makanan, pakaian, dan lain-lain. Kemudian mereka aku beri tahu bahwa CFD adalah hari bebas kendaraan, oleh karena itu tidak diperbolehkan motor atau kendaraan lain melintasi jalan saat sedang CFD. Kamudian aku bertanya kepada mereka ketika mereka CFD didampingi oleh siapa, sebenarnya jarak kampungku dengan Kota Purwodadi mungkin hanya sekitar 3km, tapi mereka bersekolah di kampung, bukan di kota, jadi masih terlalu rawan bagi mereka karena bersepeda sendiri ke kota. Ternyata mereka pergi ke CFD bersama teman-temannya dan tidak ada orang tua yang mendampingi. Mayoritas pekerjaan orang tua di kampungku adalah menjadi pemilik dan karyawan industri rumahan (baca: pabrik krupuk) yang jam kerjanya tidak fleksibel. Jika ingin pergi bersama keluarga berarti tidak bekerja = tidak mendapatkan uang hari itu. Maka dari itu, anak-anak pergi ke CFD tanpa didampingi orang tua. Dan orang tua pasti berfikir, CFD itu manfaatnya untuk apa, saya sendiri sampai sedewasa ini belum pernah ikut CFD di kota sendiri. Hehe. Saat sedang mengerjakan soal yang aku berikan (aku sedang membimbing Danang membaca), Ega bercerita bahwa kemarin hari Minggu tidak ada anak-anak kampung yang pergi ke kota untuk CFD. Alasannya adalah mereka takut dengan "pepek`an". Di sini "pepek`an" dikenal sebagai orang yang suka menculik anak-anak (mitos orang tua untuk menakuti anaknya agar tidak main/dolan ke mana-mana). Faktanya, dari ibuku kecil, aku kecil, dan sampai sekarang cerita tentang "pepek`an" itu berkembang di masyarakat, anak-anak akan merasa ketakutan, dan tidak berani bermain terlalu jauh. Karena aku juga pernah mengalaminya. Haha tapi lambat laun, ketika aku sudah besar, aku baru tahu bahwa cerita itu hanya isapan jempol belaka. Kemudian, aku memberikan mereka pengertian bahwa sebenarnya "pepek`an" itu tidak ada. Yang ada hanya orang tua yang mengkhawatirkan anaknya ketika anaknya bermain terlalu jauh, orang tua mereka ingin anaknya aman dan tidak bermain terlalu jauh (baca: CFD), secara waktu mereka disibukkan dengan bekerja. Namun, dibalik itu semua setiap orang tua menginginkan mereka aman. Lalu, aku juga berkata pada mereka bahwa banyak hal yang bisa kalian lakukan selain ikut CFD, contohnya bisa membantu orang tua bersih-bersih di rumah, bermain dengan teman-teman di kampung, dan lain sebagainya. Aku juga bikang bahwa dengan kita ikut CFD belum tentu kita bisa dibilang "keren", memang banyak hal positif yang bisa didapatkan saat CFD, tapi di sini permasalahannya adalah, mereka CFD tanpa didampingi orang dewasa. Gara-gara cerita banyak tentang "pepek`an" dan CFD, mereka jadi tidak berani pulang ke rumah. Lalu aku berkata pada mereka tidak ada "pepek`an" malam-malam. Hehe alhasil, aku mengantarkan mereka sampai jalanan depan rumah, menunggu dan melihat mereka sampai menghilang.
Ah... semoga mereka senang tadi malam dan semangat belajar mereka tetap tinggi. Sekian dan terima kasih.
Komentar
Posting Komentar